Source : Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia)
Kategori : Investasi Saham
Harga saham
diperoleh dari penawaran dan permintaan pasar yang diolah oleh komputer JATS.
Tidak semua order baik jual maupun beli akan menyebabkan terbentuknya harga.
Misalnya
investor 1 ingin membeli saham XYZ seharga Rp 5.000,- sebanyak 20 lot, dan
investor 2 ingin menjual di harga Rp 5.200,- sebanyak 10 lot.
Pertama
order tersebut akan masuk dalam tabel order, dalam hal ini , harga belum
terbentuk karena investor 1 ingin membeli pada harga Rp 5.000,- sedangkan
investor 2 ingin menjual pada harga yang lebih tinggi yaitu Rp 5.200,-
Selanjutnya
order-order tersebut dimasukkan ke dalam tabel pembentukan harga. Dalam hal ini
harga beli Rp 5.000,- disebut dengan harga pembelian terbaik atau “Best Bid”
sedangkan harga jual Rp 5.200,- disebut dengan harga penjualan terbaik atau
“Best Offer”.
Selanjutnya
ada investor 3 ingin menjual pada harga Rp 5.100,- sebanyak 50 lot, order
tersebut dimasukkan ke tabel pembentukan harga. Berdasarkan prinsip “Price
Priority” penjualan, harga jual lebih murah lebih diutamakan dari harga
jual lebih mahal. Dalam hal ini harga jual Rp 5.100,- lebih diutamakan
dibandingkan dengan harga jual Rp 5.200,- sehingga sekarang ini harga jual Rp
5.100,- menjadi “Best Offer”
Berikutnya ada investor 4, ingin membeli pada harga Rp 4.900,- sebanyak 40 lot, order tersebut dimasukkan ke tabel pembentukan harga. Dalam hal ini, harga beli Rp 5.000,- lebih diutamakan dibanding harga beli Rp 4.900,- sehingga harga Rp 5.000,- tetap menjadi “Best Bid”
Selanjutnya
ada investor 5 ingin menjual pada harga Rp 5.100,- sebanyak 15 lot, order
tersebut dimasukkan ke tabel pembentukan harga. Dalam hal ini harga jual Rp
5.100,- lebih diutamakan dibandingkan harga jual Rp 5.200,- sehingga harga Rp
5.100,- tetap menjadi “Best Offer” tapi
volumenya bertambah 15 lot dari 50 lot menjadi 65 lot. Penambahan volume ini
mengikuti prinsip “Time Priority” artinya untuk harga jual atau beli yang sama
maka prioritas utama diberikan untuk order yang masuk duluan. Dalam hal ini
order jual untuk investor 3.
Berikutnya
ada investor 6 ingin membeli pada harga Rp 5.050,- sebanyak 70 lot. Dalam hal
ini harga beli Rp 5.050,- lebih diutamakan dibandingkan harga beli Rp 5.000,- sehingga
sekarang ini harga beli Rp 5.050,- menjadi “Best Bid”.
Berikutnya ada investor 7 ingin membeli pada harga Rp 5.100 sebanyak 40 lot. Dari tabel pembentukan harga terlihat bahwa “Best Bid” = “Best Offer” yaitu harga Rp 5.100,-
Pada saat ini terjadi pembentukan harga atau Matching pada harga Rp 5.100,- sebanyak 40 lot. Pada Tabel Matching terlihat telah terjadi transaksi pada harga Rp 5.100,- sebanyak 40 lot atau sebesar Rp 76.500.000,-
Berikutnya ada investor 7 ingin membeli pada harga Rp 5.100 sebanyak 40 lot. Dari tabel pembentukan harga terlihat bahwa “Best Bid” = “Best Offer” yaitu harga Rp 5.100,-
Pada saat ini terjadi pembentukan harga atau Matching pada harga Rp 5.100,- sebanyak 40 lot. Pada Tabel Matching terlihat telah terjadi transaksi pada harga Rp 5.100,- sebanyak 40 lot atau sebesar Rp 76.500.000,-