Selasa, 22 Maret 2011

Memahami Konsep Asuransi Jiwa




Kategori : Pengantar Asuransi Jiwa


    Sebagaimana diketahui bahwa Asuransi Jiwa mencoba untuk mengurangi dampak kerugian aset yang diderita oleh pemiliknya atau pihak-pihak yang menjadi tanggungan pemilik aset tersebut dengan cara memberikan kompensasi kerugian. 
    Sekarang mari kita lihat bagaimana cara kerja asuransi jiwa dalam memberikan kompensasi kerugian finansial yang timbul akibat sebuah musibah atau risiko. 
    Ide dasar cara kerja Asuransi Jiwa 
    Ide dasar cara kerja Asuransi Jiwa adalah sebuah risiko atau kemungkinan timbulnya kerugian atau kerusakan tidak dapat dihindari, tetapi dampak risiko tersebut dapat diminimalisir.
    Mengelola Risiko 
    Risiko dapat diminimalisir dengan banyak cara, perhatikan cara-cara mengelola risiko di bawah ini: 
    1. Menghindari Risiko 
    Menghindari risiko dapat dilakukan dengan menghilangkan kebiasaan atau kegiatan yang mungkin dapat menimbulkan risiko, contoh seorang pria yang khawatir dengan kanker paru-paru akibat kebiasaannya merokok dapat menghindarinya dengan cara menghentikan kebiasaan tersebut. 
    2. Mengendalikan Risiko 
    Mengendalikan risiko dapat dilakukan dengan cara mengurangi frekuensi dan dampak dari kerugian yang mungkin timbul. Contoh seorang pengendara motor harus menggunakan helm dan merawat motornya secara berkala untuk mengendalikan kerugian yang mungkin timbul. 
    3. Menerima Risiko 
    Menerima risiko dilakukan dengan mempertahankan risiko yang ada, contoh seorang mandor di pabrik kimia mungkin tidak merasa perlu untuk membeli asuransi kesehatan atau jiwa karena berpikir dapat menanggung kerugian yang muncul apabila sebuah kecelakaan terjadi. 
    4. Mengalihkan Risiko 
    Mengalihkan risiko dapat dilakukan dengan cara mentransfer risiko dari seorang individu ke sebuah perusahaan, contoh kawatir apabila ia kehilangan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan karena meninggal dunia atau kecelakaan, seorang kepala keluarga mungkin akan mengasuransikan jiwanya, melakukan transfer risiko ke perusahaan asuransi jiwa, dengan tujuan menyelamatkan keluarganya dari penderitaan dan kemiskinan dikemudian hari. 


    Mari kita amati beberapa contoh dari mengelola risiko dalam ungkapan di bawah ini : 
    - "Saya tahu berinvestasi di pasar saham sangat berisiko tetapi dalam hidup ini kita harus mengambil kesempatan yang ada" (menerima risiko
    - "Saya tidak mau membangun sebuah rumah di kota yang sering terjadi gempa" (menghindari risiko
    - "Kita tidak pernah tahu kapan kebakaran akan terjadi jadi saya harus membuat pintu keluar darurat di sini" (mengendalikan risiko
    - "Saya akan meminta anak saya untuk membeli polis asuransi jiwa" (mengalihkan risiko
    Asuransi jiwa mengelola risiko dengan cara : 
    Memindahkan dampak kerugian dari seorang individu kepada sebuah grup dan membagi kerugian yang dialami oleh individu tersebut kepada seluruh anggota grup. 
    Memindahkan risiko dari seorang individu kepada sebuah grup 
    Mari kita ilustrasikan bagaimana cara asuransi jiwa bekerja dengan sebuah contoh: 
    Kita asumsikan ada 1000 orang yang berusia 50 tahun dan dalam keadaan yang sehat namun perkiraannya 10 orang mungkin akan meninggal dunia tahun ini. Misalnya saja nilai ekonomis kerugian yang ditanggung oleh satu keluarga yang ditinggalkan adalah sekitar 200 juta rupiah, jadi total kerugian 10 keluarga sekitar 2 milyar rupiah. Jika setiap orang dari grup tersebut atau dari 1000 menyumbang 5 juta rupiah pertahun untuk dana bersama, maka dana yang terkumpul sebesar 5 milyar rupiah per tahun. 
    Artinya risiko yang dihadapi oleh 10 orang tadi disebar ke 1000 (seribu) orang yang tergabung di dalam grup tersebut.
    Tahapan Dalam Bisnis Asuransi Jiwa
    Bisnis Asuransi Jiwa seperti yang dilakukan oleh perusahaan Asuransi Jiwa memiliki beberapa tahapan, apa sajakah tahapan tersebut ?
  • Menyatukan 
  • Menyatukan orang-orang dengan kepentingan asuransi yang sama dengan tujuan untuk membagi risiko yang sama. 
  • Mengumpulkan
  • Mengumpulkan dana atau premi dari sekumpulan orang yang telah disatukan tadi 
  • Membayar 
  • Membayar kompensasi atau klaim kepada mereka yang menderita kerugian 



    Dalam bisnis ini risiko-risiko yang dihadapi setiap individu dipindahkan ke pihak penanggung atau perusahaan asuransi jiwa yang setuju untuk mengganti kerugian dalam jumlah tertentu yang disebutkan di dalam kontrak polis. 
    Penetapan Jumlah Premi
    Sebelum menetapkan premi, perusahaan asuransi jiwa harus memperhatikan beberapa faktor. 
     Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan jumlah premi : 
  • Kemungkinan kerugian 
  • Nilai dari setiap kerugian 
  • Biaya Administrasi yang diperlukan untuk menjalankan usaha seperti mengumpulkan premi dari setiap anggota, mengukur kerugian, membayar klaim, dll 
  • Ambang kesalahan yang mungkin timbul saat memprediksi kerugian
  • Dan faktor lainnya seperti finansial, kesehatan, dan faktor-faktor social.                      
    Sebuah perusahaan asuransi jiwa harus mempertimbangkan seluruh faktor-faktor tersebut sehingga terhindar dari kerugian, seperti misalnya menentukan jumlah premi yang lebih kecil dari seharusnya.
    Bisnis asuransi jiwa tidak lain adalah saling berbagi, hal ini bertujuan untuk menyebar kerugian yang diderita oleh seseorang ke seluruh anggota grup yang menghadapi risiko yang sama.
    Perusahaan Asuransi Jiwa bertindak sebagai sebuah perwakilan, mengelola dana yang telah dikumpulkan atas nama komunitas grup tersebut.
    Perusahaan Asuransi Jiwa juga harus mengatur sedemikian rupa sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.



    Tidak semua risiko dapat diasuransikan 
    Di sini perusahaan asuransi jiwa harus mengetahui bahwa tidak semua risiko dapat diasuransikan. 
    Sebuah risiko dapat diasuransikan apabila: 
  • Memungkinkan bagi perusahaan asuransi jiwa untuk menghitung kerugian secara finansial 
  • Terdapat beberapa jenis risiko yang sama 
  • Nilai ekonomis atau jiwa yang diasuransikan dan risiko yang ditanggung memiliki kepentingan asuransi (insurable interest). 
    Memungkinkan bagi perusahaan asuransi jiwa untuk menghitung kerugian secara finansial 
    Contoh bagi seorang pengangguran, seseorang yang tidak memiliki penghasilan dan tidak mampu membayar premi tidak dapat membeli asuransi jiwa. Mengasuransikan sesuatu yang tidak memiliki nilai ekonomi tidak memungkinkan. Dalam hal ini perusahaan asuransi jiwa tidak akan mungkin dapat mengukur risiko tersebut secara finansial, atau premi yang harus dibayarkan oleh satu orang dalam grup sangatlah besar sehingga terlalu mahal. 
    Terdapat beberapa jenis risiko yang sama 
    Contohnya pelaut. Di sebuah Negara yang hanya memiliki transportasi laut dalam jumlah sedikit. Penawaran asuransi transportasi laut hanya akan menimbulkan kesulitan keuangan bagi perusahaan asuransi. Dalam hal ini tidak terdapat banyak orang yang memiliki risiko yang sama sehingga dana yang dikumpulkan atau premi tidak akan mencukupi. 
    Nilai ekonomis atau jiwa yang diasuransikan dan risiko yang ditanggung memiliki kepentingan asuransi (insurable interest) 
    Contoh Suami Isteri, Rekanan Bisnis. 
    Insurable interest adalah sebuah persyaratan yang terdapat didalam kontrak asuransi dimana disebutkan bahwa seseorang akan menanggung kerugian sebagai akibat dari kematian anggota lainnya dan jumlah kerugian tersebut cukup untuk digunakan sebagai kompensasi. 
    Sebagai contoh seorang suami dan isterinya memiliki insurable interest di antara mereka, rekanan dalam bisnis mempunyai  insurable interest diantara mereka. Seorang kreditur memiliki insurable interest dengan seorang debitur. 
    Dalam contoh ini seseorang akan menanggung kerugian yang timbul akibat kematian orang lain. 



    Law of Large Numbers
    Asuransi Jiwa sebagai alat untuk menyebar risiko hanya dapat bekerja apabila perusahaan asuransi jiwa mampu menanggung risiko yang sama dalam jumlah yang besar. Saat perusahaan asuransi jiwa mampu menanggung risiko yang sama dalam jumlah yang besar maka berlakulah hukum Law of Large Numbers ( hukum bilangan besar). 
    Apa yang diatur dalam Law of Large Numbers? 
    Law of Large Numbers menyatakan apabila jumlah eksposur kerugian meningkat maka prediksi kerugian akan semakin mendekati jumlah kerugian yang nyata (actual loss). 
    Penggunaan Law of Large Numbers akan memungkinkan jumlah kerugian untuk diprediksi secara lebih baik. Hal ini sangat penting bagi perusahaan asuransi jiwa karena mereka harus menentukan jumlah premi atau berdasarkan perkiraan kerugian. 
    Kumpulan premi ini nantinya akan digunakan apabila pemegang asuransi mengalami kerugian.
    ~o~