Kategori : Inspirasi
Oleh : Ravenna
Suatu malam, saya mendapat
panggilan telepon dari seorang teman yang sekaligus adalah nasabah saya di perusahan
Asuransi Jiwa: Prudential Life Assurance. Teman saya ini bekerja di salah satu
perusahaan penerbangan yang melayani Penjualan Tiket di wilayah Kalimantan, dia
sudah membuka 2 buah polis pada saya untuk pertanggungan diri sendiri dan untuk
anaknya. Selama menjadi nasabah saya dalam kurun waktu 2 tahun ini, dia sendiri
sudah pernah melakukan klaim atas polisnya untuk manfaat rawat inap di RS.
Sepintas pikiran saya
berkesimpulan (karena sudah lama juga tidak kontek dengan teman ini), bahwa dia
sedang membutuhkan informasi tentang klaim asuransinya, mungkin dia masuk rumah
sakit lagi seperti 2 tahun lalu. Saat itu ia baru jadi nasabah Prudential selama
3 bulan namun tiba-tiba terkena gejala demam berdarah dan harus masuk perawatan
rumah sakit. Dia menghubungi saya, menanyakan apakah pihak asuransi sudah bisa
menolongnya untuk proses klaim atas manfaat rawat inap yang diambilnya, dan
saya katakan kalau itu pasti akan di cover oleh perusahaan asuransi sesuai
dengan ketentuan yang ada pada polisnya, karena telah melewati masa tunggu
sejak polisnya telah disetujui untuk diterbitkan.
Setelah keluar dari rumah sakit,
dia menelepon saya mengabarkan bahwa Perusahaan Asuransi Prudential sudah
mengklaim biaya perawatannya selama seminggu itu di rumah sakit dan dengan
gembira dia mengatakan akan mereferensikan saya ke teman-temannya. Dan memang
dia melakukannya.
Kembali ke awal cerita, karena
teman ini menelepon saya pada malam hari, saya merasa ada hal yang sama terjadi
pada dirinya, mungkin jatuh sakit lagi. Namun setelah dia bertanya tentang
syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menjadi nasabah asuransi Prudential karena
dia sudah tidak ingat lagi, saya berpikir mungkin ada kerabat atau temannya
yang berminat untuk membuka polis baru. Dan benar saja, setelah saya jelaskan,
dia lalu menceritakan bahwa ada kerabatnya di daerah lain yang mau masuk
menjadi nasabah. Saya katakan bisa bantu untuk proses pengajuan permohonan
asuransi jiwanya. Saya lalu minta nomor kontaknya supaya bisa saya hubungi
segera. Akan tetapi dia mengatakan bahwa sebelumnya sudah pernah mengajukan
permohonan serupa kepada pihak Prudential namun ternyata ditolak dengan alasan
rekam medis yang menyatakan calon nasabah memiliki penyakit yang riwayat
penyakit dan kondisi kesehatannya saat itu tidak memungkinkan untuk diterima
menjadi nasabah. Dan bukan Prudential saja yang menolak permohonan pengajuan
asuransi jiwanya, ada satu lagi perusahaan asuransi asing yang menolak permohonannya
untuk alasan penolakan yang juga sama.
Karena itulah dia menelepon saya
meminta kejelasan bagaimana sebenarnya nasib kerabatnya tersebut, karena dia
merasa mungkin saya bisa menolongnya mengajukan permohonan ulang untuk kerabatnya ini agar diterima menjadi nasabah
Prudential. Saya katakan kepadanya kalau saya tidak dapat menolong jika memang
demikian kondisinya. Jika calon nasabah memiliki catatan medis/ riwayat
penyakit, oleh pihak underwriting mungkin akan diberi syarat tertentu namun ada
kemungkinan juga akan ditolak. Jadi, kemungkinan untuk diterima sekarang ini
sangat mustahil, kecuali jika calon nasabah sudah sembuh dari penyakit yang
diderita berdasarkan hasil pemeriksaan dokter dan hasil pemeriksaan dari laboratorium.
Namun saya tetap memberi saran untuk
mengurangi rasa kecewanya yang mungkin timbul, bahwa kerabatnya tersebut baiknya
diikutkan saja pada program layanan kesehatan milik pemerintah, yakni BPJS, karena
BPJS masih dapat menerima peserta yang sudah sakit. Yang penting dapat meringankan beban ekonomi
keluarga dari kerabatnya tersebut, sehingga walaupun perannya sebagai kepala
keluarga yang mencari nafkah untuk keluarga terhenti akibat penyakit yang
dideritanya, dengan adanya perlindungan asuransi kesehatan yang dimiliki, paling
tidak beban ekonomi yang timbul akibat risiko ini tidaklah sangat memberatkan.
Saya katakan kepadanya bahwa
beruntunglah dia bisa diterima jadi nasabah sebelumnya, karena pada saat
pengajuan asuransi jiwanya waktu itu, dia masih dalam kondisi yang sehat,
seandainya dia menunda beberapa bulan saja ke depan, saat itu ada kemungkinan
hal yang sama yang dialami kerabatnya tersebut bisa terjadi juga padanya,
karena kita tidak tahu kapan penyakit datang pada kita. Dan memang seperti yang
saya ceritakan di atas pada awal bahwa kemudian dia terpaksa dirawat di RS,
namun mendapat klaim dari pihak asuransi pada akhirnya.
“Jangan pernah MENUNDA, Esok Mungkin Terlambat, Keputusan Anda yang
bijaksana hari ini akan berarti sebuah masa depan yang cerah bagi orang-orang
yang paling Anda cintai”_ Frengky (PRUGolden)
Selamat berasuransi.
|